Kita selalu mencari tentang apa
yang tidak kita dapat.
Hingga seringkali lupa dengan
apa yang sudah kita punya.
Teman, keluarga, lingkungan, skill, pacar,
saudara, kekayaan, karier, cinta, harapan,
tawa, kebebasan, kesehatan, ketenangan,
keunikan.
Ada hal-hal yang kita punya, ada hal-hal
yang kita inginkan. Dan seringkali
kita tidak begitu adil dalam bersikap.
Kepedulian kita hanya bertumpu dengan
apa-apa yang kita inginkan.
Terkadang saya berpikir, bagaimana
damainya hidup dalam penerimaan.
Menerima segala pemberian Tuhan
lalu memaklumi segala yang tidak
kita dapatkan karna memang dunia
ini adil, adil karna dunia tidak adil pada
semua orang. Terdengar cukup adil.
Bukan, bukan berhenti berusaha, tentu
semua yang kita dapatkan, mampu kita
miliki karna usaha, lebih pada tahu kapan
harus berhenti dan menyadari bahwa
banyak hal yang harus dibenahi dibanding
fokus dengan hal yang mungkin digariskan
memang bukan untuk kita.
Saya mau dan saya ingin, menerima
dengan lapang dan melepas
dengan ikhlas. Mencintai tanpa tapi dan
menyayangi tanpa ragu. Melihat dengan
mata, lalu mencerna dengan logika.
Saya ingin diri saya tahu, bahwa bukan
dia orangnya, yang pertama akan saya
lihat saat nanti saya membuka mata.
Bukan dia orangnya, yang harus saya jaga
dengan segenap hati saya.
Bukan juga dia orangnya, yang harus
kenangan indahnya saya ganti dengan luka.
Hanya menjadi seperti orang-orang lain,
yang biasa dalam hidup saya.
Saya ingin diri saya menyadari, bahwa
tidak setiap yang mampir harus menjadi
selalu special. Mereka pernah dan sudah
tidak.
Saya harus selesai dengan kebohongan
yang membahagiakan. Saya harus
belajar kembali untuk terbiasa dengan
realita yang menyakitkan. Bagaimanapun
itu lebih nyata, tidak terlalu semu,
juga lebih ada ujungnya.
Saya harus pahami, juga kasihani diri.
Bahwa kita terlalu berharga untuk
sekedar menjadi alas. Saya harus malu
dengan sperma lain yang rebutan posisi
dengan sperma yang akhirnya menjadi
saya. Bagaimanapun saya adalah sperma
terbaik yang berhasil menempati posisi
saya.
Saya harus belajar juga bahwa tidak cinta
bukan selalu tentang benci. Itu bisa
dipelajari setelah saya menghilangkan
cintanya nanti. Hal yang sulit memang,
namun harus saya biasakan.
Untuk kamu yang membaca ini dan tahu
bahwa ini untuk dirimu, saya persilahkan
dengan keikhlasan yang saya usahakan,
untuk melanjutkan kisah-kisahmu.
Cerita hidupmu yang belum selesai.
Andaikata ada waktu untuk kita berjumpa,
saya tidak akan meneror dengan
pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya
hanya kebohongan. Mungkin saya
akan gunakan kesempatan itu, untuk
menatap jauh ke dalam matamu, dan
menyesali kenapa saya tidak menjadi
yang terbaik.
Saya berhak bersedih, saya akan
kehilangan cinta dalam hidup saya.
Jangan larang saya menangis, saya
terbiasa mandiri. Saya bisa memasak mie
instan sejak umur 4 thn, sejak duduk di
TK 0 kecil. Jangan mengasihani saya,
maaf saya kurang terlalu
membutuhkannya. Saya terpisah dari
abang kandung saya, saat saya sedang
membutuhkan panutan untuk hidup.
Saya kehilangan ibu saya karna
perceraian kedua orang tua saat saya remaja, kelas 2 smp.
Saya pernah ditinggal teman-teman saya.
Seringkali kehilangan cinta.
Semua itu saya lalui sendiri, sekarang,
saat kamu akan meninggalkan saya,
saya sudah siap dengan itu. Saya sudah
paham betul bahwa manusia tidak berhak
atas kebebasan manusia lain sebelum
adanya ikatan yang sah.
Saya membebaskan kamu, yang saya
minta hanya satu. Jangan berlagak
seolah kamu adalah pahlawan atas diri
saya, untuk hidup saya. Jangan
bertingkah seakan kamu yang dapat
membantu menyembuhkan luka,
padahal luka itu kamu yang membuat.
Jangan berlaku seakan saya menyalahkan
kamu, saya tidak meminta apapun dari
kamu kecuali kebahagiaan kamu.
Bahagiakan dirimu, dengannya.
Kamu pantas bahagia setelah apa
yang telah kamu lewati. Kamu berhak
bahagia dengan atau tanpa saya.
Juga seperti sebelumnya, saya tersingkir
dan tersungkur. Tapi saya selalu punya
cara untuk menyembuhkan diri. Saya
punya teman, pekerjaan, kemampuan,
keluarga, yang akan hilang dari saya hanya
cinta pada kamu. Yang tidak lagi akan
saya terima dalam hari-hari saya adalah
cinta dari kamu. Tidak, saya tidak akan
menuntut lebih pada Tuhan, karna pada
saat ini, cinta yang saya dapat sudah
melebihi cinta yang saya pinta.
Saya berhak merasakan derita, setiap
manusia harus. Jangan khawatir, saya
tahu betul kapan saya harus bangkit.
Saya tahu dan sedikit mengerti bahwa
hidup adalah tentang serangkaian pilihan.
Dan rangkaian pilihan-pilihan dalam hidup
kita mempertemukan saya dan kamu.
Kita bisa memilih untuk bersama, namun
kemudian kamu memilih tidak.
Saya bisa memilih untuk menunggumu,
pilihan yang sangat menggoda.
Tapi saya percaya bahwa kunci dalam
hubungan adalah rasa penghargaan dari
kedua belah pihak, pilihanmu rasa-rasanya
kurang menghargai saya.
Entah, dengan yakinnya diri saya setelah
menulis tentang ini, apakah tidak akan
saya kembali padamu lagi, rasa
menginginkanmu selalu datang lagi dan
lagi. Kamu adalah adiktif yang paling
candu. Saya tidak mengingkarinya.
Saya yakin cara untuk berdamai adalah
dengan mengakui dan menyadari
keadaannya.
Tapi setiap sakit ada obatnya.
Tiap luka ada sembuhnya.
Tiap patah ada tumbuhnya.
Di tiap tutup juga ada bukaan baru.
Juga ada rehabilitasi untuk setiap candu.
Menemukan berarti banyak, kehilangan
berarti sedikit. Kedatangan berarti banyak,
kepergian berarti sedikit. Tidak ada yang
baik jika terlalu banyak atau sedikit.
Porsi sesuai yang selalu kita cari.
Setiap orang yang saya temui memiliki
perbedaan dan ciri tersendiri. Saat ini
yang memenuhi kepala saya adalah segala
aspek dan ciri-ciri tentang kamu.
Sebagai perpisahan, saya pamit dengan
cara yang baik. Agar tidak malu saat nanti
jumpa kembali. Tulisan ini akan selalu
mengingatkan saya tentang kamu.
Saya akan membaca ini jika saya rasa
rongga di dada saya menyebabkan sesak.
Saya baca kembali untuk menyadarkan
saya bahwa kamu bukan orang yang
pantas menyakiti saya. Hanya orang jahat
yang boleh menyakiti, kamu bukan.
kamu baik. Selalu baik untuk saya.
Baik untuk dikenang, juga pemicu saya
agar tidak berhenti berjuang. Berjuang
menjadi pribadi, menjadi orang, menjadi
manusia yang lebih bijaksana memaknai
apa-apa yang terjadi dalam hidup.
Kamu bukan musuh saya, tidak akan
pernah. Kamu adalah orang yang pernah
saya gantungkan kebahagiaan saya pada
kamu. Kamu juga yang menyadarkan saya
bahwa manusia, tidak boleh bergantung
pada manusia lainnya.
Setidaknya bila kita tidak bersama,
kita pernah sama-sama.
Setidaknya salah satu dari kita ada yang
bahagia.
Setidaknya saya berusaha membuatmu
merasa berharga.
Sekarang, saya akan membuat hidup saya
juga berharga.
Sampai jumpa.
Saturday, September 30, 2017
Wednesday, September 13, 2017
Gambaran
Dia sangat mengganggumu.
Berisik, menanyakan kabar,
keadaan, memohon sayang,
memelas rindu.
Dia tidak membebaskanmu.
Tidak membiarkanmu bersenang-
senang terlalu larut
Kamu tidak suka caranya
memperhatikanmu.
Berlebihan
Dengarlah, bahwa dia yang begitu
adalah dia yang tak kau temukan
lagi bagian darinya dalam diri
orang manapun.
Dia yang mencintaimu tanpa tapi.
Dia melawan dunianya untuk tetap
didekatmu.
Dia bersikeras memperjuangkan kamu.
Dia yang menolongmu bahkan tanpa
kamu minta.
Dia yang seperti itu, tidak akan tega
memaksamu, hanya jika kamu
sudah siap kehilangannya, katakan
Maka dia yang seperti itu pasti
pergi.
Dia yang seperti itu selalu pergi
tanpa penjelasan.
Dia yang seperti itu punya kepercayaan
bahwa sesuatu bagus dibuktikan
dibanding dibicarakan.
Dia yang jika kamu menutup
kesempatannya, akan diam lalu
mundur pelan-pelan.
Dia yang akan hilang dan belajar
mencintai lagi diluar.
Dia yang sudah pandai
mengikhlaskan sejak masih denganmu.
Dia yang mau belajar mengerti orang
bukan mengedepankan ego.
Dia yang seperti itulah yang akan
hilang darimu.
Dia yang akhirnya sadar, perjuangannya
tidak diinginkan.
Lalu saat datang rasanya rindu bagimu
untuk diperlakukan sebagaimana
dia memperlakukan kamu.
Dia sudah bersama yang lain.
Kamu melihat dari jauh, bagaimana
seharusnya perlakuan itu hanya
untuk kamu.
Kamu menginginkannya lagi,
namun bahkan bila kamu benar
mendapatkannya lagi.
Rasanya tidak akan pernah sama.
Dia yang seperti itu memang hebat.
Meski tau hatinya bukan lagi untukmu.
Dia yang itu tetap mencoba membaginya
dengan kamu.
Dia yang seperti itu, yang tak ingin kamu
kecewa, meski tau dia harus berkorban
rasa.
Karna di dalam dia, sudah ada nama
lainnya.
Tak apa baginya.
Karna dia selalu tentang kamu.
Apapun dan bagaimanapun kamu.
Ttd. Aku.
Friday, May 12, 2017
sebuah cerita tentang bagaimana rasanya mendapat kepercayaan.
Saya dan team, mendapat kepercayaan untuk membawakan acara di trans tv, acara sederhana yang menyenangkan yang mengusung tema kos-kosan. Selain saya, disana juga ada Gita Bebhita, Sadana Agung, Bang Pen, Awwe, Rigen, Arya dan teman-teman lain.
Acara ini bertajuk tentang video-video viral yang tayang ditengah situasi komedi yang kita bangun.
Saya sangat senang dengan suasana kerjanya, dengan orang-orang disekitarnya, terutama saya senang sekali mendapat kepercayaan untuk menimba ilmu di trans tv.
Ini bagus untuk perkembangan diri saya, saya jadi belajar bagaimana mengisi kekosongan saat acara berjalan, saya jadi belajar untuk berpikir dengan cepat, celetukan apa yang harus saya keluarkan dengan situasi yang tak terduga. Saya bisa saja belajar dengan menjadi bintang tamu di beberapa program, tapi itu tidak berkelanjutan, sementara trans tv, memberi kesempatan untuk terus menerus belajar, ketika kami kurang maksimal dalam satu hari, ada hari berikutnya untuk kami memperbaiki kekurangan kami, sehingga saya yakin, kos-kosan meme akan menjadi sesuatu, pada saatnya nanti.
Yang saya yakini adalah, bahwa saya bukan orang paling lucu yang trans tv punya, bahwa saya bukan bintang yang paling gemilang, bahwa saya bukan satu-satunya orang yang mau dan bisa membawakan acara tersebut. Satu hal, saya adalah orang yang paling mau belajar dan beradaptasi. Saya akan berusaha keras menjaga kepercayaan yang trans tv berikan, saya tidak akan mengecewakan.
Terimakasih sudah mau membaca tulisan ini sampai akhir, terimakasih sudah mau menjadi saksi apa yang saya ikrarkan untuk trans tv, sekarang, maukah anda melihat proses pertumbuhan kami, menjadi bagian dari sesuatu yang saya percayai akan menjadi besar suatu saat nanti?
Tunggu kami, setiap sabtu-minggu jam enam sore, hanya di trans tv.